Tiga Dimensi di Mata Lini

Lini mempersiapkan karya yang bakal dipamerkan di Galeri House of Sampoerna, mulai 15 November.  AGUNG RAHMADIANSYAH/RADAR SURABAYA

BERSIAP: Lini mempersiapkan karya yang bakal dipamerkan di Galeri House of Sampoerna, mulai 15 November. AGUNG RAHMADIANSYAH/RADAR SURABAYA

Pameran di Galeri House of Sampoerna, Mulai 15 November

PAMERAN bertajuk The Eyes of Lini di Galeri House of Sampoerna masih digelar 15 November. Namun, menjelang pameran tunggalnya ke-17 ini, Lini yang pernah dikenal sebagai pelukis cilik mumpuni di zamannya itu masih saja asyik bergelut berkarya.

Kemarin, di workshopnya di Jl Dukuh Kupang 25/27, Lini menyentuh sebagian patung resin yang dibuatnya. Patung-patung itu bukan sekonyong-konyong dibuat. Seperti sembilan karya tiga dimensi lain dalam media resin, stained glass, dan kayu, karya Lini itu lahir dari lukisan atau karya dua dimensi.

Itulah mengapa Lini menganggap ia kini seolah tak lagi punya mata sepasang. ‘’Dari karya dua dimensi, saya terjemahkan menjadi apa saja dalam bentuk tiga dimensi dan ini menjadi karya baru,’’ kata wanita 44 tahun ini. Karena itu pameran ini dicatatnya sebagai eksplorasi karya Lini atas karya dua dimensi dalam sepanjang sejarah kekaryaannya. Dengan cara itu, Lini seperti melompat-lompat agar ia mampu memproyeksikan karya dua dimensinya tampil menjadi tiga dimensi.

Saking bersemangatnya menemukan bentuk baru dalam berkarya hingga seolah terlahir kembali, ibu tiga anak ini menganggap pameran tunggalnya yang ke-17 ini sebagai pameran tunggalnya yang pertama. Terakhir, pameran tunggalnya digelar 17 tahun lalu. Selama waktu berselang cukup lama itu, Lini mengaku tak sepenuhnya melupakan proses kreatifnya sebagai perupa. Melukis secara verbal memang tidak, karena Lini focus pada tugasnya sebagai ibu rumah tangga. (het)

Radar Surabaya, 2 November 2008

Leave a comment